Yuk, Jangan Sering – Sering Pamer Kemesraan di Media Sosial
Media sosial bagi penggunanya sering dimanfaatkan sebagai etalase kehidupan pribadinya. Semua aktivitas yang dilakukan, makanan yang diasup, sampai hubungan asmara pun dijadikan konsumsi publik.
Media sosial, terutama Instagram, merupakan favorit para pasangan ini untuk memamerkan kemesraannya dengan orang tercinta. Bukan cuma berpose mesra, tetapi teks di bagian caption foto pun ditulis dengan “berbunga-bunga” untuk mengekspresikan rasa cinta.
Walau ungkapan perasaan itu diunggah di akun pribadi, tetapi sudah pasti jadi konsumsi publik karena banyak orang di jejaring sosial kita ikut melihatnya dan bisa berkomentar.
Tak semua orang merasa senang dengan postingan yang berisi kemesraan pasangan. Banyak juga yang mencibir dan merasa terganggu.
Menurut Enda Nasution, pengamat media sosial, boleh tidaknya mengumbar kemesraan di media sosial sebenarnya hak setiap orang, tapi juga tergantung pada individu masing-masing. “Lihat juga siapa saja yang menjadi teman di jejaring kita,” katanya.
Ia menambahkan, yang perlu dihindari adalah postingan yang tidak natural, alias dibuat-buat. “Sebisa mungkin jangan membohongi diri sendiri,” ujarnya.
Enda juga menyarankan agar kita membatasi frekuensi postingan kemesraan. “Kalau lagi ada momennya, misalnya saat Lebaran atau Natal, saat ulang tahun, atau Anniversary mungkin pas. Jangan setiap hari atau sehari sampai berkali-kali, ya, pasti mengganggu orang,” katanya.
Bagaimana pun hal-hal yang bersifat pribadi mungkin tidak terlalu sering dijadikan konsumsi publik. Menyampaikannya langsung kepada pasangan atau berupa tindakan nyata mungkin akan lebih bermakna ketimbang deretan kata-kata mesra di dunia maya.
Sumber: Kompas.com