Yuuukkk Cari Tau…. Apa Itu Layanan Bina Wicara pada Anak Berkebutuhan Khusus?!
Layanan Bina Wicara, pada bidang kesehatan disebut Terapi Wicara, yaitu cara atau teknik pengobatan terhadap suatu kondisi patologis di dalam memformulasikan ide, pikiran dan perasaan ke bentuk ekspresi verbal atau media komunikasi secara oral.
Secara terminologis bahwa Layanan Bina Wicara diartikan sebagai suatu bidang layanan yang mempelajari tentang gangguan bahasa, wicara dan suara yang bertujuan untuk digunakan sebagai landasan membuat diagnosis dan penanganan.
Dalam perkembangannya Layanan Bina Wicara memiliki cakupan pengertian yang lebih luas dengan mempelajari hal-hal yang terkait dengan proses berbicara, termasuk di dalamnya adalah proses menelan, gangguan irama / kelancaran dan gangguan neuromotor organ artikulasi (articulation) lainnya.
Selain gagap, kendala lain dalam kemampuan berbahasa anak adalah anak terlambat bicara. Anak terlambat bicara sering menjadi indikasi bahwa anak mengalami autisme. Namun, jangan terlalu cepat menyimpulkan karena tidak selamanya hal tersebut merujuk pada autisme.
Umumnya, saat berusia 18 bulan, anak sudah dapat mengucapkan setidaknya 20 kata. Ketika berusia 24 bulan, anak sudah dapat menggunakan kurang lebih 100 kata dan dapat menggabungkan dua kata menjadi satu kalimat. Sekilas anak terlambat bicara terlihat mirip dengan anak autis, karena keduanya mengalami kesulitan dalam kemampuan berbahasanya. Perbedaannya adalah anak autis tidak hanya mengalami kesulitan berbahasa, tetapi juga mengalami kesulitan dalam kemampuan sosialnya. Anak dengan autisme secara spesifik mengalami kesulitan dalam komunikasi non-verbal, seperti senyuman, menunjuk-nunjuk, dan sebagainya. Anak dengan autisme juga kurang tertarik untuk bersosialisasi. Anak autis memiliki atau mengetahui beberapa kosa-kata, seperti anak terlambat bicara. Namun, anak dengan autisme cenderung hanya mengulang-ngulang kata tersebut dan tidak menggunakannya dalam bentuk kalimat untuk berkomunikasi. Anak terlambat bicara biasanya terdeteksi pada usia 18-30 bulan. Sama seperti anak-anak lainnya, anak yang terlambat bicara memiliki pengertian akan bahasa, kemampuan motorik, kemampuan bermain, kemampuan berpikir, dan kemampuan sosial yang baik.
Hanya saja, saat anak terlambat bicara, ia memiliki kosa-kata yang kurang dari teman-teman sebayanya. Anak yang terlambat bicara mengalami kesulitan dalam berbicara yang membuatnya lebih pendiam atau bahkan tidak mau bicara sama sekali.
Ketika anak terlambat bicara, orangtua sering menyimpulkan bahwa anak dapat mengatasinya dan bicaranya akan lancar dengan sendirinya. Akan tetapi, tidak semua anak yang terlambat bicara mampu mengatasinya sendiri.
Tujuan pengajaran bina wicara dapat dibedakan menjadi 2 dua yaitu tujuan khusus dan tujuan umum. Tujuan khusus pengajaran bina wicara yaitu:
- Agar anak dapat membentuk fonem;
- Agar anak dapat mengucapkan kata berbicara dengan benar;
- Agar anak dapat berbicara dengan irama, tekanan, dan intonasi yang tepat;
- Agar anak dapat mengucapkan kata, kelompok, kata, kalimat dengan artikulasi yang jelas disertai irama.
- Agar anak mampu menyadari kesalahannya dan mampu memperbaiki ucapannya sendiri.
- Agar anak mampu mengontrol cara bicaranya sendiri.
- Agar anak terampil berkomunikasi secara or
Sedangkan tujuan umum pengajaran bina wicara yaitu
- Siswa mampu mengucapkan kata bahasa Indonesia dengan lafal yang wajar.
- Siswa mampu melafalkan kalimat bahasa Indonesia dengan intonasi irama oral yang wajar dan sesuai dengan konteksnya.
- Siswa memperoleh manfaat menyimak.
- Siswa memperoleh kepuasan dan kesenangan berbicara.
- Siswa dapat mengucapkan kosa kata
Secara terminologis bahwa Layanan Bina Wicara diartikan sebagai suatu bidang layanan yang mempelajari tentang gangguan bahasa, wicara dan suara yang bertujuan untuk digunakan sebagai landasan membuat diagnosis dan penanganan.
Sumber: D A L T A O Z O R A [SEKOLAH ANAK AUTIS & SPECIAL NEEDS] – Mayjend Sungkono No.62 LANTAI 2, MADIUN 0819615210