Indonesia Bakal Miliki Alat Pendeteksi Kanker 3 Dimensi Buatan Sendiri
Indonesia kini memiliki alat baru yang bisa digunakan untuk membantu mendeteksi kanker secara tiga dimensi. Teknologi ini sendiri dikembangkan oleh Pusat Sains dan Teknologi Akselerator (PSTA) Yogyakarta.
(PSTA) Yogyakarta adalah salah satu Pusat Unggulan Iptek (PUI) yang berhasil merancang teknologi akselerator siklotron miliknya sendiri yang juga telah dipatenkan.
Peneliti PSTA, Darsono, menjelaskan, nantinya alat ini dapat digunakan untuk keperluan rumah sakit dalam mendeteksi kanker secara tiga dimensi.
Produk siklotron sendiri akan menghasilkan radioisotop F-18, sehingga nanti kalau dengan radioisotop itu tubuh bisa memancarkan (bagian yang) kanker dan sebagainya. Bisa ketahuan secara 3 dimensi, kata Darsono kepada Liputan6.com di Gedung PSTA, Yogyakarta.
Ia menjelaskan, sebelum PSTA mengembangkan siklotron tersebut, Badan Teknologi Nuklir Nasional (BATAN) belum mampu untuk mengembangkan teknologi itu. Padahal, negara-negara maju seperti Amerika, Jepang, Jerman, dan beberapa negara di Eropa lainnya telah banyak mengoperasikan siklotron di rumah sakitnya.
Sebagian rumah sakit di Indonesia pun sudah memiliki fasilitas teknologi serupa hasil membeli dari luar negeri.
Namun, Peneliti PSTA Susilo Widodo menegaskan, Indonesia tidak bisa bergantung terus pada luar negeri. Sebab, harga mesin ini sangatlah mahal.
Susilo berharap, nantinya unit siklotron yang terus dikembangkan di PSTA ini dapat segera digunakan oleh rumah sakit di Indonesia.
Kita sendiri punya kemampuan desain ini, unit kedua atau ketiga sudah harus bisa diset di rumah sakit mana yang membutuhkan, karena siklotron ini untuk keperluan rumah sakit, katanya.
PSTA sendiri merupakan salah satu pusat penelitian yang telah diakui dan termasuk sebagai Pusat Unggulan Iptek (PUI) Kementrian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti).
www.merdeka.com