Stereomantic Ciptakan Rasa Baru Dan Energi Yang Tertunda
Setelah melahirkan album “Cyber Superstar” pada tahun 2011 yang diedarkan gratis secara free download melalui situs resmi mereka, stereomantic, duo electro-pop asal Jakarta ini merasa bahwa tahun 2017 merupakan saat yang tepat untuk kembali bermusik. Sebenernya, album ke-3 ini rencananya rilis tahun 2016 bertepatan dengan 10 tahun keberadaan Stereomantic, tapi perencanaan yang lebih matang dan pengerjaan aransemen terbaik dengan konsep yang beda dari dua album sebelumnya, menyebabkan penundaan waktu sekitar 1 tahun untuk album ini.
Proses pengerjaan album yang panjang ini menampilkan keseluruhan karya yang lebih dewasa, dikemas dalam format band plus rasa kekeluargaan, dengan misi memperkenalkan karya mereka secara lebih luas lagi di kancah industri musik Indonesia. Meski secara perjalanan bermusik, Aroel dan Maria secara terpisah sudah berkarya jauh sebelumnya, bersama band mereka masing-masing yaitu Planet Bumi dan Klarinet, namun proyek band ini bisa dibilang langkah baru dalam karir bermusik Stereomantic.
‘Hingga Ku Tiada’ adalah single pertama yang dipilih. Diciptakan oleh Aroel di tahun 2006, awalnya merupakan hadiah pernikahan untuk sang calon istri. Bercerita tentang dinamika relasi dan pencapaian akhir dari semua pasangan, dan sekaligus menjadi hadiah valentine di tahun 2017 bagi para pecinta music, yang kangen aransemen dan alunan vokal dari Stereomantic. Nuansa baru pada musik mereka di lagu ini seolah menegaskan bahwa karya-karya mereka tidak saja enak diperdengarkan secara elektronik, akan tetapi aransemen Aroel juga mampu mengajak para pendengar untuk ikut bersenandung serta bernyanyi bersama lantunan suara Maria. Proses pembuatan single ini dibantu sepenuhnya oleh rekan-rekan musisi seperti Pugar Restu Julian (drum), Ardi Smith (bass), Sony (flute), Seno (trumpet), dan Joely (trombone).
Album dibawah label Mekar Record ini dikemas dalam bentuk double album bertajuk “Golden Sun and Silver Moon”, yang berisikan 18 lagu lama yang diaransemen ulang. Tema sentral dualisme ‘siang-malam’, ‘terang-gelap’, ‘matahari-bulan’ akan direpresentasikan lewat komposisi pemilihan lagu, dimana 9 lagu yang lekat didengar saat terang akan masuk di CD “Golden Sun” dan 9 lagu lainnya yang dirasa nyaman dinikmati saat gelap akan masuk di CD “Silver Moon”. Sementara secara visual tema album ini digambarkan dengan apik oleh ilustrator Mayumi Haryoto.